Pengelolaan Energi
Listrik
Energy Saving at Home
Pendekatan yang bisa dilakukan dalam
upaya penghematan energi listrik adalah melakukan program hemat energi pada
pelanggan rumah tangga. Khusus untuk
pulau bali dengan jumlah pelanggan rumah tangga pada tahun 2014 mencapi 920.211 pelanggan, sedangkan untuk daya tersambung untuk
kelompok rumah tangga adalah sebesar 1.225,56 MVA dan untuk konsumsi energi
rumah tangga adalah sebesar 1.846,71 GWh. Apabila dilihat dari sisi jumlah
keseluruhan konsumsi energi listrik pulau bali sebesar 4.355,02 GWh, maka
konsumsi energi listrik rumah tangga sebesar 43% menempati urutan kedua
terbesar setelah kelompok bisnis sebesar 47% pada tahun 2014.
Energi Terjual per Kelompok
Pelanggan (GWh) Distribusi Bali 2014.
|
|
|
||||
Rumah
Tangga
|
Industri
|
Bisnis
|
Sosial
|
Gedung
kantor Pemerintahan
|
PJU
|
Jumlah
|
1.846,71
|
160,44
|
2.058,89
|
100,23
|
91,59
|
77,16
|
4.335,02
|
43%
|
4%
|
47%
|
2%
|
2%
|
2%
|
100%
|
Sumber: Statistik-PLN-2014
yang diolah.
Dari data diatas, apabila
masing-masing pelanggan rumah tangga dapat menghemat energi listrik sebesar 10%
dari konsumsi awal, maka akan dapat menurunkan penggunaan energi listrik
sebesar 184,671 GWh/tahun atau sebesar 512,975 Mwh/hari.
Sumber pemborosan energi listrik rumah tangga
dapat dibagi menjadi 3 kategori :
1. Teknologi : Penggunaan peralatan
dengan teknologi yang lama : lampu TL/SL, Televisi tabung, pendingin ruangan
dengan EER rendah. Kecenderungan ini terjadi karena masyarakat lebih memilih
peralatan dengan harga yang lebih murah.
2. Perilaku : Penggunaan lampu atau peralatan listrik yang tidak sesuai
peruntukan, atau waktu hidup tidak disesuaikan dengan esensi kebutuhannya.
3. Design bangunan : selubung bangunan
yang lebih kedap dan pemasangan door closer apabila ruangan berpendingin,
design arsitektur lampu berlebihan untuk arsitektur yang tidak memperhatikan
pengelolaan energi.
Ada beberapa upaya agar konsumsi energi rumah
tangga bisa menurun :
1. Lebih banyak mengkampanyekan
pengetahuan dan perilaku hemat energi kepada masyarakat agar lebih mengerti
akan pentingnya pemilihan peralatan dengan teknologi yang hemat listrik.
2. Menanamkan sejak dini kepada
anak-anak tentang perilaku hemat energi.
3. Pemerintah mendorong industri untuk
tidak memproduksi kembali peralatan yang kurang ramah lingkungan, seperti Lampu
atau TV yang kurang hemat energi.
4. Perlunya sinergi antara praktisi
manajemen energi dengan praktisi arsitektur untuk kedepannya merancang design
bangunan yang lebih hemat energi.
Sumber statistic daya listrik :
http://www.pln.co.id/wp-content/uploads/2012/01/Statistik-PLN-2014_for-website-10-Juni-2015.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar