Rabu, 28 Desember 2016

Pengelolaan Energi Listrik


Energy Saving at Home
Pendekatan yang bisa dilakukan dalam upaya penghematan energi listrik adalah melakukan program hemat energi pada pelanggan rumah tangga.  Khusus untuk pulau bali dengan jumlah pelanggan rumah tangga pada tahun 2014 mencapi 920.211 pelanggan, sedangkan untuk daya tersambung untuk kelompok rumah tangga adalah sebesar 1.225,56 MVA dan untuk konsumsi energi rumah tangga adalah sebesar 1.846,71 GWh. Apabila dilihat dari sisi jumlah keseluruhan konsumsi energi listrik pulau bali sebesar 4.355,02 GWh, maka konsumsi energi listrik rumah tangga sebesar 43% menempati urutan kedua terbesar setelah kelompok bisnis sebesar 47% pada tahun 2014.

Energi Terjual per Kelompok Pelanggan (GWh) Distribusi Bali 2014.


Rumah Tangga
Industri
Bisnis
Sosial
Gedung kantor Pemerintahan
PJU
Jumlah
1.846,71
160,44
2.058,89
100,23
91,59
77,16
4.335,02
43%
4%
47%
2%
2%
2%
100%
  Sumber: Statistik-PLN-2014 yang diolah.

Dari data diatas, apabila masing-masing pelanggan rumah tangga dapat menghemat energi listrik sebesar 10% dari konsumsi awal, maka akan dapat menurunkan penggunaan energi listrik sebesar 184,671 GWh/tahun atau sebesar 512,975 Mwh/hari.

Sumber pemborosan energi listrik rumah tangga dapat dibagi menjadi 3 kategori :
1.      Teknologi : Penggunaan peralatan dengan teknologi yang lama : lampu TL/SL, Televisi tabung, pendingin ruangan dengan EER rendah. Kecenderungan ini terjadi karena masyarakat lebih memilih peralatan dengan harga yang lebih murah.
2.      Perilaku     : Penggunaan lampu atau peralatan listrik yang tidak sesuai peruntukan, atau waktu hidup tidak disesuaikan dengan esensi kebutuhannya.
3.      Design bangunan : selubung bangunan yang lebih kedap dan pemasangan door closer apabila ruangan berpendingin, design arsitektur lampu berlebihan untuk arsitektur yang tidak memperhatikan pengelolaan energi.
Ada beberapa upaya agar konsumsi energi rumah tangga bisa menurun :
1.      Lebih banyak mengkampanyekan pengetahuan dan perilaku hemat energi kepada masyarakat agar lebih mengerti akan pentingnya pemilihan peralatan dengan teknologi yang hemat listrik.
2.      Menanamkan sejak dini kepada anak-anak tentang perilaku hemat energi.
3.      Pemerintah mendorong industri untuk tidak memproduksi kembali peralatan yang kurang ramah lingkungan, seperti Lampu atau TV yang kurang hemat energi.
4.      Perlunya sinergi antara praktisi manajemen energi dengan praktisi arsitektur untuk kedepannya merancang design bangunan yang lebih hemat energi.




Sumber statistic daya listrik :

http://www.pln.co.id/wp-content/uploads/2012/01/Statistik-PLN-2014_for-website-10-Juni-2015.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar